Tips Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami

Kamis, 11 Juni 2015

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRO ENTERITIS AKUT (GEA)

 
A.     PENGERTIAN
Gastroenteritis akut (Diare) adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair.

B.      GEJALA KLINIK

  1. Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap atau berulang ? panderita akan mengalami penurunan berat badan.
  2. Berak kadang bercampur dengan darah.
  3. Tinja yang berbuih.
  4. Konsistensi tinja tampak berlendir.
  5. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak.
  6. Penderita merasakan sekit perut.
  7. Rasa kembung.
  8. Kadang-kadang demam.
    PROSES KEPERAWATAN

1.      Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : dehidrasi berhubungan dengan kehilangan-kehilangan sekunder akibat diare
DS :

  • Klien mengatakan badan lemas
  • Klien mengatakan bibir kering
DO:
  • Klian tampak lemah
  • Turgor kulit menurun
  • Kulit tampak kering
  • Urine tampak kuning pekat seperti teh dan keruh
  • Mukosa bibir kering
  • Suhu klien naik turun
  • Intake output klien tidak seimbang
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien menunjukan

  1. Fluid balance Rasional    : Menjaga keseimbangan cairan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
  2. Hydration Rasional    : Mencegah kekurangan cairan.
  3. Nutritional status : food and fluid intake
  4. Rasional    : Menjaga status nutrisi klien Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan berat badan, berat jenis urine normal dan HT normal.
  5.  Tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu tubuh dalam batas normal.
  6. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
Kriteria Hasil :
  • Suhu tubuh dalam rentang normal
  • Nadi dan respirasi dalam rentang normal
  • Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

 Intervensi

  1. Fluid management. Rasional                :Menjaga kesimbangan cairan tubuh.
  2. Hypovolemia management 
Rasional                :Menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mencegah terjadinya hipovolemia.

Fluid management
Hypovolemia management
  1. Timbang popok/pembalut jika perlu.
  2. Perhatikan intake dan output yang akurat.
  3. Monitor status hidrasi.
  4. Monitor vital sign.
  5. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian.
  6. Kolaborasi pemberian cairan IV.
  7. Dorong masukan oral.
  8. Dorong keluarga untuk membantu klien makan.
  9. Kolaborasi dengan dokter.
  10. Atur kemungkinan transfusi.
  11. Persiapan untuk transfusi.
  1. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan.
  2. Pelihara IV line.
  3. Monitor tingkat Hb dan Ht.
  4. Monitor vital sign.
  5. Monitor respon klien terhadap penambahan cairan.
  6. Monitor berat badan.
  7. Dorong klien unttuk menambah intake oral.
  8. Pemberian cairan IV, monitor adanya tanda dan gejala kelebihan cairan.
  9. Monitor tanda adanya gagal ginjal.

2.      Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
DS:
Klien mengatakan nafsu makan berkurang
-         Klien mengatakan mual muntah
-         Klien mengatakan lidah terasa pahit
DO:
-         BB klien berkurang
-         Nafsu makan klien menurun
-         Klien tampak lemah
-         Klien mual muntah
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien menunjukan
1)      Nutritional status : food and fluid intake
Rasional    : Menjaga status nutrisi klien
2)      Nutritional status : nutrient intake
Rasional    : Menjaga status nutrisi klien
Kriteria Hasil
1)      Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2)      Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3)      Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4)      Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5)      Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6)      Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

Intervensi
1)      Nutrition management
Rasional                : Memberikan status gizi yang cukup sesuai kebutuhan supaya status gizi klien terpenuhi.
2)      Nutrition monitoring
Rasional                : Memantau perkembangan status gizi klien dan mencegah terjadinya malnutrisi.
Nutrition management
Nutrition monitoring
  1. Kaji adanya alergi makanan.
  2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien.
  3. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe.
  4. Anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan vitamin C.
  5. Berikan substansi gula.
  6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat untuk mencegah konstipasi.
  7. Berikan makanan yang terpilih.
  8. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
  9. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
  10. Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
  1. Berat badan klien dalam batas normal.
  2. Monitor adanya penurunan berat badan.
  3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan.
  4. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan.
  5. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan.
  6. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.
  7. Monitor turgor kulit.
  8. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah.
  9. Monitor mual dan mutah.
  10. Monitor pertumbuhan dan perkembangan.
  11. Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva.
  12. Catat adanya oedema, hiperemik, hipertonik, papilla lidah kapasitas oral.
3.      Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder akibat ; dehidrasi
DS:
  • Klien mengatakan badan klien panas
DO:
  • Suhu klien > 37,5ÂșC 
  • Kulit klien tampak kemerahan 
  • Klien tampak lemah
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien menunjukan Thermoregulation.
Kriteria Hasil :
a)      Suhu tubuh dalam rentang normal
b)      Nadi dan respirasi dalam rentang normal
c)      Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Intervensi
Intervensi (NIC)         : Temperature regulation
Rasional          : Menjaga suhu tubuh sehingga ada dalam batas normal.
Temperature regulation
1.      Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2.      Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
3.      Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
4.      Monitor warna dan suhu dan kelembaban kulit
5.      Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
6.      Tingkatkan intake cairan
7.      Berikan antipiretik bila perlu

4.      Risiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan akibat diare
Data Subjektif :
  • Keluarga mengatakan klien hanya berbaring lemah di tempat tidur
Data Objektif :
  • Kulit klien tampak kemerahan
  • Klien tampak lemah
  • Tampak ada lesi di tubuh klien
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien menunjukan Integritas kulit yang baik.
Kriteria hasil: kulit hangat, utuh, turgor baik, tidak ada lesi
Intervensi :
  1. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, ekimosis, kerusakan, suhu
  2. Pantau intake & output cairan, hidrasi kulit dan membrane mukosa
  3. Jaga kulit tetep kering dan bersih
  4. Ubah posisi tidur dengan sering, beri bantalan pada penonjolan tulang
  5. Beri perawatan kulit, batasi sabun, olesi lotion, salep, krim; tangani area edema dengan hati-hati
  6. Pertahankan linen kering dan kencang
  7. Anjurkan menggunakan kompres lembab dan dingin pada area pruritus
  8. Anjurkan menggunakan bahan katun, Berikan kasur dekubitus
Facebook Twitter Google+
Back To Top