A.
PENGERTIAN
Gagal Ginjal Kronik (CKD) atau penyakit ginjal tahap akhir adalah
gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah).
B.
TANDA DAN GEJALA
1.
Gangguan pernafasan
2.
Udema
3.
Hipertensi
4.
Anoreksia, nausea, vomitus
5.
Ulserasi lambung
6.
Stomatitis
7.
Proteinuria
8.
Hematuria
9.
Letargi, apatis, penuruna konsentrasi
10.
Anemia
11.
Turgor kulit jelek, gatak gatal pada kulit
12.
Distrofi renal
13.
Hiperkalemia
14.
Asidosis metabolic
C.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Kelebihan
volume cairan b.d. penurunan haluaran urin, retensi cairan dan
natrium sekunder
terhadap penurunan fungsi ginjal
v Data Subjektif :
-
Klien mengatakan susah BAK
-
Klien mengatakan
nyeri pinggang
v Data Objektif :
-
Klian tampak lemah
-
Klien tampak
kesulitan untuk BAK
-
Hematuria
-
Kulit tampak oedema
-
Urine tampak kuning
pekat seperti teh dan keruh
v Tujuan : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien menunjukkan pengeluaran urin tepat seimbang
dengan pemasukan.
v
Kriteria Hasil :Hasil laboratorium, mendekati normal, BB stabil, Tanda
vital dalam batas normal, Tidak ada edema
v
Intervensi :
ü Mandiri :
Ø Monitor denyut jantung, tekanan darah, CVP
Ø Catat intake & output cairan, termasuk
cairan tersembunyi seperti aditif antibiotic, ukur IWL
Ø Awasi BJ urin
Ø Batasi masukan cairan
Ø Monitor rehidasi cairan dan berikan minuman
bervariasi
Ø Timbang BB tiap hari dengan alat dan
pakaian yang sama
Ø Kaji kulit,wajah, area tergantung untuk
edema. Evaluasi derajat edema
Ø Auskultasi paru dan bunyi jantung
Ø Kaji tingkat kesadaran : selidiki perubahan
mental, adanya gelisah
ü Kolaborasi
Ø Awasi Na dan Kreatinin Urine Na serum,
Kalium serumHb/ Ht
Ø Rongent Dada
Ø Berikan Obat sesuai indikasi : Diuretik :
Furosemid, Manitol; Antihipertensi : Klonidin, Metildopa
Ø Masukkan/pertahankan kateter tak menetap
sesuai indikasi
Ø Siapkan untuk dialisa sesuai indikasi
2. Resiko tinggi Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d katabolisme protein, pembatasan
diet, peningkatan metabolisme, anoreksi, mual, muntah
v Data Subjektif :
-
Klien mengatakan berat
badan klien menurun
-
Klien mengatakan mual
muntah
v Data Objektif :
-
BB klien berkurang
-
Klien tampak lemah
-
Klien mual muntah
v Tujuan : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien menunjukkan mempertahankan status nutrisi
adekuat
v Kriteria hasil : berat badan stabil, tidak ditemukan edema, albumin dalam batas normal.
v Intervensi :
ü Mandiri :
Ø Kaji status nutrisi
Ø Kaji/catat pola dan pemasukan diet
Ø Kaji factor yang berperan merubah masukan
nutrisi : mual, anoreksia
Ø Berikan makanan sedikit tapi sering,
sajikan makanan kesukaan kecuali kontra indikasi
Ø Lakukan perawatan mulut, berikan penyegar
mulut
Ø Timbang BB tiap hari
ü Kolaborasi :
Ø Awasi hasil laboratorium : BUN, Albumin
serum, transferin, Na, K
Ø Konsul ahli gizi untuk mengatur diet
Ø Berikan diet ↑ kalori, ↓ protein, hindari
sumber gula pekat
Ø Batasi K, Na, dan Phospat
Ø Berikan obat sesuai indikasi : sediaan
besi; Kalsium; Vitamin D dan B kompleks; Antiemetik
3. Resiko tinggi
terjadi kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan berlebihan (fase
diuretik)
v Data Subjektif :
-
Klien mengatakan susah BAK
-
Klien mengatakan
badan lemas
v Data Objektif :
-
Klian tampak lemah
-
Turgor kulit menurun
-
Kulit tampak kering
-
Urine tampak kuning
pekat seperti teh dan keruh
-
Mukosa bibir kering
-
Suhu klien naik turun
-
Intake output klien
tidak seimbang
v Tujuan : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien menunjukkan keseimbangan cairan.
v Kriteria hasil : klien menunjukkan keseimbangan intake &
output, turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, nadi perifer teraba, BB dan
TTV dalam batas normal, elektrolit dalam batas normal
v Intervensi :
ü Mandiri :
Ø Ukur intake & output cairan , hitung
IWL yang akurat
Ø Berikan cairan sesuai indikasi
Ø Awasi tekanan darah, perubahan frekuansi
jantung, perhatikan tanda-tanda dehidrasi
Ø Kontrol suhu lingkungan
ü Kolaborasi :
Ø Awasi hasil Lab : elektrolit Na
4. Resiko tinggi
penurunan curah jantung b.d. ketidakseimbangan volume sirkulasi,
ketidakseimbangan elektrolit
v Data
Subjektif :
-
Klien mengeluh nyeri
dada
-
Klien mengeluh sesak
nafas
-
Klien mengeluh cepat
cape
v Data
Objektif :
-
Klien tampak meringis
kesakitan
-
Nafas klien tmapak
sesak
-
Respirasi >20x/mnt
v Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3X24 jam
klien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat
v Kriteria Hasil : TD dan HR dalam batas normalNadi perifer
kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler
v Intervensi :
ü Mandiri :
Ø Auskultasi bunyi jantung, evaluasi adanya,
dispnea, edema perifer/kongesti vaskuler
Ø Kaji adanya hipertensi, awasi TD,
perhatikan perubahan postural saat berbaring, duduk dan berdiri
Ø Observasi EKG, frekuensi jantung
Ø Kaji adanya nyeri dada, lokasi, radiasi,
beratnya, apakah berkurang dengan inspirasi dalam dan posisi telentang
Ø Evaluasi nadi perifer, pengisian kapiler,
suhu, sensori dan mental
Ø Observasi warna kulit, membrane mukosa dan
dasar kuku
Ø Kaji tingkat dan respon thdp aktivitas
Ø Pertahankan tirah baring
ü Kolaborasi :
Ø Awasi hasil laboratorium : Elektrolit (Na,
K, Ca, Mg), BUN, creatinin
Ø Berikan oksigen dan obat-obatan sesuai
indikasi
Ø Siapkan dialysis
5. Intoleransi
aktivitas b.d. penurunan produksi energi metabolic, anemia,
retensi produk
sampah dan prosedur dialisa
v Data
Subjektif :
-
Klien mengatakan badan
terasa lemas
-
Klien mengatakan badan cepat lelah
v Data
Objektif :
-
Klien tamapak lemas
-
Klien tampak berbaring
lemah
v Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien menunjukan
adanya perbaikan terhadap aktivitas.
v Kriteria hasil: klien mampu berpartisipasi dalam aktifitas
yang dapat ditoleransi
v Intervensi ;
Ø Kaji tingkat kelelahan, tidur , istirahat
Ø Kaji kemampuan toleransi aktivitas
Ø Identifikasi faktor yang menimbulkan
keletihan
Ø Rencanakan periode istirahat adekuat
Ø Berikan bantuan ADL dan ambulasi
Ø Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,
anjurkan aktifitas alternative sambil istirahat
6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
b.d gangguan status metabolic, edema, kulit kering, pruritus
v Data Subjektif :
-
Keluarga mengatakan
klien hanya berbaring lemah di tempat tidur
v Data Objektif :
-
Kulit klien tampak
kemerahan
-
Klien tampak lemah
-
Tampak ada lesi di
tubuh klien
v Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien menunjukan Integritas kulit yang baik.
v Kriteria hasil: kulit hangat, utuh, turgor
baik, tidak ada lesi
v Intervensi :
Ø Inspeksi kulit terhadap perubahan warna,
turgor, vaskuler, ekimosis, kerusakan, suhu
Ø Pantau intake & output cairan, hidrasi
kulit dan membrane mukosa
Ø Jaga kulit tetep kering dan bersih
Ø Ubah posisi tidur dengan sering, beri
bantalan pada penonjolan tulang
Ø Beri perawatan kulit, batasi sabun, olesi
lotion, salep, krim; tangani area edema dengan hati-hati
Ø Pertahankan linen kering dan kencang
Ø Anjurkan menggunakan kompres lembab dan
dingin pada area pruritus
Ø Anjurkan menggunakan bahan katun, Berikan
kasur dekubitus