Tips Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami

Kamis, 26 November 2015

Cara Merawat Anggrek Supaya Cepat Berbunga

Cara Merawat Anggrek Supaya Cepat Berbunga - Merawat Anggrek anggrek tidaklah sesulit seperti yang dibayangkan. Secara umum agar anggrek dapat tumbuh dengan baik, kita harus meniru kondisi tempat anggrek tersebut hidup di habitatnya. Anggrek hibrida lebih mudah beradaptasi terhadap lingkungan yang berbeda. Selain itu, Memelihara anggrek memerlukan kesabaran. Ada yang setelah dirawat 3-4 tahun kemudian baru berbunga. Ada yang ketika dirawat secara khusus tidak mau berbunga, tetapi ketika dibiarkan tumbuh apa adanya malah rajin berbunga. 

Anggrek termasuk tanaman yang kecepatan pertumbuhannya lambat. Kecepatan pertumbuhan juga berbeda untuk masing-masing jenis anggrek. Hal itu yang kadang-kadang menyebabkan perawat anggrek yang kurang sabar menjadi putus asa di tengah jalan karena setelah beberapa bulan, anggrek yang dipelihara belum memperlihatkan pertumbuhan yang berarti, berbeda dengan tanaman lain yang dalam beberapa bulan mungkin sudah berbunga banyak. 

Pertumbuhan yang baik juga tidak terlepas dari cara perawatannya. Bagi kalian yang baru memulai perawatan anggrek disarankan untuk memulai dengan anggrek yang mudah perawatannya, seperti Cattleya, Dendrobium, dan Oncidium. 

Dalam memelihara anggrek, ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anggrek. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Cahaya matahari
  2. Suhu udara
  3. Kelembaban udara
  4. Penyiraman
  5. Pemupukan
  6. Sirkulasi udara
  7. Media tanam
  8. Repotting
  9. Hama dan penyakit
Bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pertumbuhan anggrek? Ikuti penjelasannya berikut ini : 

a. Cahaya Matahari
Cahaya matahari adalah faktor yang sangat penting bagi kehidupan semua tumbuhan di permukaan bumi, termasuk anggrek. Bagi tumbuhan, cahaya dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Tahukah kalian apa itu proses fotosintesis? Fotosintesis adalah proses berubahnya karbondioksida dengan air menjadi oksigen dan glukosa dengan bantuan cahaya. Karbondioksida diambil dari itumbuhan dari udara, sedangkan air diambil dari lingkungan sekitar dengan akarnya. Fotosintesis terjadi di daun karena membutuhkan zat hijau daun (klorofil) untuk menangkap energi matahari. Hasil fotosintesis berupa oksigen dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup, termasuk tumbuhan itu sendiri untuk bernapas. Sedangkan glukosa dibutuhkan tumbuhan untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk pertumbuhannya. 

Semua jenis anggrek membutuhkan cahaya matahari untuk hidupnya, tetapi setiap jenis anggrek memerlukan cahaya matahari yang berbeda, tergantung tempat mereka hidup pada habitat aslinya. Jika di tempat aslinya suatu jenis anggrek mendapatkan anggrek jenis anggrek memerlukan cahaya matahari pagi atau cahaya matahari dari timur. Kebutuhan cahaya terdiri intensitas cahaya dan lamanya penyinaran. 

Kita dapat mengetahui suatu anggrek mendapatkan cukup cahaya atau tidak dengan melihat warna daunnya. Jika tanaman anggrek cukup terang dan pada tunas daun muda terlihat agak mengilat. Sebaliknya, jika tanaman anggrek kurang mendapatkan cahaya, maka daunnya akan berwarna hijau tua. Jika daun terlihat berwarna agak kemerahan atau keunguan menandakan anggrek tersebut menerima cahaya dengan sangat banyak yang jika ditambah lagi intensitasnya maka daun akan terbakar. 

Intensitas cahaya sering diukur dengan foot-candle (fc). 1 foot-candle sama dengan terang cahaya yang diterima dari sebuah lilin dengan jarak 1 foot atau satu kaki (30,48 cm). Agar kalian tidak bingung, sebagai perbandingan, cahaya di luar rumah pada tengah hari kira-kira lebih dari 10.000 fc, sedangkan di dalam rumah sekitar 50 fc. 

Intensitas cahaya yang sebenarnya sulit diukur dengan mata karena mata akan mudah beradaptasi dengan pencahayaan di sekelilingnya. Untuk mengukur cahaya dengan akurat, dapat digunakan light meter yang biasa digunakan pada fotografi, namun harganya cukup mahal. 

Cara Merawat Anggrek Supaya Cepat Berbunga


Berikut ini intensitas cahaya yang dapat dijadikan patokah intensitas cahaya yang mampu diterima oleh anggrek.
  • Pada intensitas cahaya 1.500 fc, semua jenis anggrek dapat bertahan hidup, tetapi tidak semua dapat tumbuh dengan baik dan berbunga. Intensitas cahaya 1.50 fc adlaah 15% dari terangnya sinar matahari, contohnya adalah intensitas cahaya di bawah pohon yang rindang sepanjang hari.
  • Pada intensitas 5.000 fc, beberapa jenis anggrek yang memerlukan cahaya terang dapat berbunga. Intensitas cahaya 5.000 fc adalah 50% dari sinar matahari, contohnya adalah tempat terbuka dengan kondisi udara berawan.
  • Hanya beberapa jenis anggrek saja yang dapat tumbuh baik dengan intensitas di bawah 1.500 fc dan di atas 5.000 fc.
  • Secara umum, kebutuhan cahaya untuk masing-masing jenis anggrek dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
  • Cahaya terang sekali adalah pancaran cahaya matahari langsung tanpa terhalang selama lebih dari 6 jam, setara dengan lebih dari 5.000 fc.
  • Cahaya terang adalah pancaran cahaya matahari langsung tanpa terhalang selama 4-6 jam (pancaran cahaya matahari langsung pada pagi dan petang dan terlindun pada tengah hari) atau sepanjang hari jika kondisi berawan, sekitar 3.000-5.000 fc atau 50%-70% di bawah naungan.
  • Cahaya teduh adalah pancaran cahaya matahari selama kira-kira 1 jam (pada pagi hari) atau kurang setiap hari, sekitar 1.000-1.500 fc atau 90% di bawah naungan.
Walaupun cahaya diperlukan oleh setiap jenis anggrek, tetapi intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk masing-masing jenis anggrek berbeda. Berdasarkan patokan intensitas cahaya yang telah disebutkan di atas, berikut ini cahaya yang dibutuhkan oleh setiap genus anggrek. Kebutuhan cahaya untuk genus di bawah ini berdasarkan pada genus secara umum, tetapi ada juga beberapa jenis anggrek yang mempunyai kebutuhan yang berbeda.
  1. Bulbophyllum : membutuhkan cahaya sedang
  2. Cattleya : membutuhkan cahaya sedang sampai terang
  3. Coelogy : membutuhkan cahaya teduh sampai sedang
  4. Dendrobium : membutuhkan cahaya sedang sampai terang
  5. Cyimbidium : membutuhkan cahaya terang sekali
  6. Oncodium : membutuhkan cahaya sedang sampai terang
  7. Paphiopedilum : membutuhkan cahaya teduh dampai sedang
  8. Phalaenopsis : membutuhkan cahaya teduh sampai sedang
  9. Vanda : membutuhkan cahaya sedang sampai terang sekali
Apa akibat bila tanaman anggrek kurang mendapatkan cahaya? Ada beberapa akibat jika suatu tanaman anggrek kekurangan cahaya. Akibat-akibat tersebut adalah tanaman menjadi kurus dan pertumbuhannya lambat, daunnya panjang, kurus, lemas, dan berwarna hijau tua, serta sulit untuk berbunga atau berbunga dengan kualitas kurang baik (kecil dan jumlahnya sedikit). 

Jika kalian memelihara anggrek di tempat yang redup padahal anggrek yang kalian pelihara sebenarnya memerlukan cahaya matahari yang kuat, maka kalian harus meningkakan intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman anggrek tersebut. Jika tidka, maka tanaman anggrek akan mengalami kelainan pertumbuhan dengan ciri-ciri yang telah diuraikan di atas. Untuk meningkatkan cahaya, tanaman anggrek tersebut harus dipindahkan ke lokasi yang lebih terang, tetapi hati-hati dalam memindahkannya karena tanaman yang telah lama berada pada cahaya yang redup, daunnya akan mudah terbakar karena cahaya yang lebih terang. Oleh karena itu, sebelum dipindahkan langsung ke tempat yang intensitas cahaya mataharinya tinggi, maka tanaman anggrek itu sebelumnya harus melakukan penyesuaian secara bertahap. 

Kebanyakan anggrek tidak suka dipindah tempatnya. Setiap kali dipindah, maka tanaman tersebut akan menyesuaikan kembali dengan intensitas cahaya yang diterimanya, serta semua perubahan yang berhubungan dengan lingkungan di tempat barunya. Karena seluruh energinya digunakan untuk beradaptasi, maka pertumbuhan pada anggrek tersebut menjadi terganggu. Jadi, semakin berbeda antara kondisi tempat lama dan tempat barunya, maka semakin lama masa adaptasinya. Lamanya masa penyesuaian juga tergantung dari jenis anggreknya.
Pigmen kemerahan yang dihasilkan oleh beberapa jenis anggrek (pada batang, tunas baru, dan daun) menunjukkan bahwa jumlah cahaya maksimum yang dibutuhkan sudah tercapai. Jika cahaya ditambah lagi maka pigmen merah yang dihasilkan menjadi lebih banyak, dan akhirnya pada daun akan terdapat bercak cokelat tua atau daun menjadi menguning terbakar karena panas yang dihasilkan cahaya tersebut. 

Lalu apa yang akan terjadi jika suatu tanaman anggrek mengalami kelebihan cahaya. Jika suatu tanaman anggrek mengalami kekurangan cahaya, maka sel daun rusak dan daun menjadi menguning karena terbakar serta tanaman akan terlalu cepat menjadi dewasa (belum mencapai ukuran normal sudah berhenti tumbuh).

Selain untuk pertumbuhan, cahaya juga akan mempengaruhi arah dan bentuk pertumbuhan tanaman anggrek. Arah pertumbuhan tanaman akan mengikuti arah sumber cahaya. Misalnya, batang dan tangkai bunga akan tumbuh ke atas (ke arah sumber cahaya) dan akar akan tumbuh berlawanan dengan sumber cahaya. Untuk mendapatkan tampilan bunga sebaik mungkin, ketika kuncup mulai membentuk pada tangkai bunga, jangan mengubah arah atau letak pot karena akan mengubah arah tangkai bunga ke arah sumber cahaya. 

Untuk mengurangi cahaya, tanaman anggrek dapat dipindahkan ke lokasi yang lebih teduh (di bawah pohon), digantung di bawah rimbunan pohon, atau menggunakan pelindung atap di atasnya. Untuk mengurangi pancaran cahaya matahari, saat ini perawatan anggrek juga banyak dilakukan di rumah kaca. Anggrek dapat pula ditanam di dalam rumah dengan bantuan cahaya lampu.

b.    Suhu Udara
Setiap jenis anggrek memerlukan batas suhu udara minimum dan maksimum yang sesuai agar dapat tumbuh denga baik. Namun, rata-rata anggrek tidak tahan udara yang lebih dari 330c atau di bawah 150c. Oleh karena itu, jangan biarkan anggrek ditempatkan di tempat yang terlalu panas. Menurut ahli anggrek, suhu yang paling baik untuk anggrek adalah 27-280c. 

Berdasarkan suhu udara yang sesuai, anggrek dibagi menjadi tiga tipe, yaitu sebagai berikut :
  • Anggrek suhu dingin (anggrek gunung atau anggrek yang hidup diketinggian 2.000-4.000 meter dari permukaan laut) adalah anggrek yang tumbuh baik pada suhu 15-210c pada siang hari dan 10-130c pada malam hari. Contoh anggrek suhu dingin adalah cymbidium, masdevalia, miltonia, odontoglossum, oncidium, dan paphiopedilum.
  • Anggrek suhu sedang (anggrek dataran tinggi atau anggrek yang hidup diketinggian 750-2.000 meter dari suhu 21-320c pada siang hari dan 10-180c pada malam hari. Contoh anggrek suhu sedang adalah Brassavola. Cattleya, Dendrobium, Epidendrum, Laelia, Paphiopedilum, dan Phalaenopsis.
  • Anggrek suhu panas (anggrek dataran rendah atau anggrek yang hidup diketinggian 0-750 meter dari suhu 26-350c pada siang hari dan 18-240c pada malam hari. Contoh anggrek suhu panas adalah beberapa jenis Phalaenopsis, Vanda dan Dendrobium.
Batas suhu untuk masing-masing genus di atas adalah berdasarkan pada genus secara umum, beberapa jenis anggrek mempunyai toleransi yang berbeda. Hibrida yang dihasilkan dari persilangan anggrek jenis suhu yang berbeda akan mempunyai toleransi yang lebih besar terhadap perbedaan suhu.

Untuk mengetahui anggrek mana yang memerlukan suhu yang panas atau yang dingin, kalian dapat memperhatikan daunnya. Anggrek tipe dingin biasanya berdaun tipis, sedangkan tipe panas berdaun tebal. Namun, tentu saja ada pengecualiannya. Ada beberapa anggrek suhu panas yang tidak berdaun tebal, dan sebaliknya. 

Untuk membentuk bunga, tanaman memproduksi energi dalam bentuk glukosa yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada siang hari ketika suhu udara tinggi dan yang tidak berdaun tebal, dan sebaliknya. 

Untuk membentuk bunga, tanaman memproduksi energi dalam bentuk glukosa yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada siang hari ketika suhu udara tinggi dan menyimpannya pada malam hari ketika suhu udara turun. 

Secara umum kebanyakan anggrek memerlukan perbedaan suhu udara sekitar 4-60c antara siang dan malam hari untuk pembentukan bunga. Ada beberapa genus yang memerlukan perbedaan suhu yang lebih tinggi (8-100c).

c.    Kelembapan
Anggrek memerlukan kelembapan udara yang relatif lebh tinggi dibanding dengan jenis tanaman lainnya. Sebelum kalian mengetahui kelembapan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman anggrek, ada baiknya kalian mengetahui terlebih dahulu apa itu kelembapan. 

Kelembapan adalah uap air yang berada di udara. Suhu udara menentukan jumlah uap air yang dapat tersimpan di udara. Tingkat kelembapan diukur berdasarkan kelembapan nisbi dalam sataun persen yang menunjukkan banyaknya uap air di udara dibandingkan dengan maksimum uap air yang dapat tersimpan pada suhu tertentu. Alat untuk mengukur kelembapan udara nisbi disebut higrometer. Udara panas menyimpan lebih banyak uap air dibanding udara dingin sehingga jika suhu naik maka presentase uap air di udara akan turun. Jika kelembapan melebihi 100%, maka uap air berkondensasi dalam bentuk air hujan. 

Secar aumum, anggrek menyukai kelembapan berkisar antara 40-80%. Kelembapan sangat penting untuk beberapa genus anggrek, seperti cattleya dan phalaenopsis. Untuk menjaga agar udara tetap lembap, kita dapat menyemprot tanaman pada pagi hari, membasahi lantai atau menggunakan humidifier (alat pelembap udara). Sedangkan untuk mengurangi kelembapan udara dapat menggunakan kipas angin.
Selain itu, sirkulasi atau perputara udara di sekitar tanaman anggrek juga harus baik. Udara di sekitar tanaman anggrek harus selalu bergerak untuk mencegah berkumpulnya bakteri dan jamur penyebar penyakit, terutama jika terjadi kelembapan yang tinggi dan/atau suhu dingin.

d.    Penyiraman
Sebagai epifit, pada habitatnya kebanyakan anggrek mendapatkan air dari embun dan air hujan. Karena berasal dari penguapan, air hujan mengandung banyak sekali zat yang berguna sebagai bahan nutrisi untuk tanaman. Air hujan yang sedikit asam itu sangat baik untuk anggrek. 

Kualitas air sangat penting untuk pertumbuhan anggrek. Untuk menyiram anggrek, kita tidak boleh menggunakan air yang tercemar, sepeti air sungai dan air limbah, melainkan air bersih. Air yang paling baik untuk menyiram anggrek adalah air hujan, karena telah bercampur dengan debu dan materi-materi organik. Air keran tidak terlalu baik, terutama air keran yang banyak mengandung kaporit. Bila air keran akan digunakan, lebih baik didiamkan dulu selama beberapa saat sehingga kaporitnya mengendap. 

Selain itu, anggrek tidak boleh kekurangan atau kelebihan air. Kelebihan air di sini bukan berarti banyaknya air yang disiram tetapi seringnya dilakukan penyiraman. Oleh karena itu, penyiraman dilakukan hanya jika tanaman memerlukannya. Yang pasti, ketika disiram, medium tempat akar anggrek tumbuh harus dalam keadaan telah benar-benar kering. Masalah yang sering dialami oleh orang yang belum berpengalaman dalam merawat anggrek adalah penyiraman yang berlebihan, misalnya karena melihat permukaan media yang kering padahal media bagian bawah masih basah. 

Seringnya penyiraman bergantung pada hal-hal berikut ini :
  1. Usia anggrek. Anggrek pada masa pertumbuhan atau saat berbunga lebih banyak memerlukan air.
  2. Jenis anggrek. Phalaenopsis tidak boleh kekurangan air karena tidak mempunyai pseudobulb (umbi semu) sebagai organ penyimpanan air, sedangkan Cattleya yang mempunyai pseudobulb, disiram jika mediumnya sudah kering.
  3. Jenis medium tanam, media yang baik mengikat air lebih jarang karena lama mengering (pakis lebih lambat mengering dari arang).
  4. Ukuran pot. Medium pada pot yang kecil lebih cepat mengering dibandingkan dengan medium pada pot yang kecil lebih cepat mengering dibandingkan dengan medium pada pot yang berukuran lebih besar.
  5. Kondisi tempat. Kondisi suatu tempat dengan tempat lain berbeda yang dapat mempengaruhi kecepatan medium mengering. Contohnya, anggrek yang ditempel pada pakis papan atau digantung harus lebih sering disiram karena lebih cepat mengering.
  6. Suhu udara, cahaya, dan kelembapan udara. Semakin tinggi suhu udara, maka harus semakin sering disiram. Sebaliknya, semakin tinggi kelembapan, maka harus semakin jarang disiram. Jika matahari berkurang, maka penyiramannya harus dikurangi.
Kelebihan air dapat menyebabkan busuk pada akar sehingga menghilangkan kemampuan tanaman untuk menyerap air karena kerusakan pada akar. Pertanda dari kelebihan air adalah akar yang berwarna kegelapan dan lembek yang jika berkepanjangan akan menjadi busuk. Sebaliknya, kekurangan air akan menyebabkan dehidrasi dan akibatnya tanaman menjadi kurus dan daun lemas. 

Kelebihan air juga menyebabkan batang atau umbi semu (pseudobulb) mengerut sebagai tanda bahwa tanaman tersebut kurang mampu menyerap air karena sebelumnya terlalu banyak disiram sehingga akar-akarnya menjadi busuk. Jika akar-akarnya terlihat bagus, mengkerutnya umbi semu disebabkan oleh kurangnya penyiramannya. 

Cara penyiraman yang salah pada anggrek dapat menyebabkan pertumbuhan anggrek menjadi terhambat. Contohnya, pada saat menyiram mungkin ada air yang tertinggal di sela-sela, pangkal daun, atau tunas baru. Jika air ini menetap semalaman dan suhu menjadi dingin dan lembap akan mendorong timbulnya bakteri dan cendawan yang dapat membuat busuk pada daun yang akhirnya dapat mematikan anggrek. Untuk mencegah hal-hal yang dapat menghambat pertumbuhan anggrek, kita pun harus memperhatikan cara penyiraman. 

Berikut ini cara penyiraman anggrek yang dianjurkan.
  1. Siram hanya jika hari cerah. Jika mendung atau hujan, lebih baik ditundan penyiramannya.
  2. Siram sepagi mungkin agar sisa air yang tertinggal di sela-sela daun atau tunas muda mengering sebelum malam tiba.
  3. Siram dengan air yang suhunya sedang. Jangan menyiram tanaman dengan air yang terlalu dingin atau panas.
  4. Akar yang tergenangi air bisa membusuk sehingga anggrek menjadi layu atau mati. Karena itu, pot yang digunakan harus memiliki pori-pori air.
  5. Siram dari atas mengenai seluruh bagian tanaman dan media tanam sampai air turun dan keluar kembali melalui lubang di bawah pot.
  6. Jangan meletakkan pot bersusun ke bawah yang maksudnya untuk menghemabt penyiraman (air dari pot yang di atas turun ke pot di bawahnya) karena jika anggrek di pot bagian atas terinfeksi atau jamur, maka akan menular pad anggrek di bawahnya.
  7. Tekanan air ketika menyiram jangan terlalu kuat agar tidak merusak tanaman.
  8. Penyiraman sebaiknya dengan sprayer dan air yang digunakan bebas kaporit dan senyawa kimia lain.
  9. Anggrek muda lebih membutuhkan banyak air dan penyiraman sebaiknya dilakukan sehari sekali. Untuk anggrek yang lebih besar, penyiraman dilakukan dua hari sekali. Terlalu banyak air akan membuat anggrek mudah diserang jamur yang menyebabkan daun dan akar membusuk.
  10. Bunga anggrek sebaiknya jangan terkena air karena akan cepat rontok.
e.    Pemupukan
Kebanyakan anggrek tumbuh di atas tanah (biasanya menempel pada pohon) dan mereka mendapatkan makanan dari air hujan yang berisi kandungan bahan gizi (unsur hara) yang kadarnya rendah sehingga sebagian besar anggrek bukanlah “pemakan berat”. 

Unsur hara diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anggrek. Untuk anggrek yang kita pelihara, unsur hara dapat diperoleh dari pupuk yang kandungan utamanya adalah nitrogen, fosfor (phosporus), dan potasium (K), atau yang biasa disingkat NPK. Presentase unsur NPK tersebut biasanya tertera pada labelnya. Misalnya 45-10-10, berarti pupuk tersebut mengandung 45% nitrogen, 10% fosfor, dan 10% potasium. 

Nitrogen penting untuk pertumbuhan tanaman (pertumbuhan vegetatif). Bila kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan yang melebihi normal (kegemukan) dan akan memperlambat pembungaan (pertumbuhan generatif). Sebaliknya, jika kekurangan nitrogen akan mengakibatkan tanaman menjadi kerdil. 

Fosfor berguna untuk mengatur beberapa kegiatan, seperti pembentukan sel, mendorong pertumbuhan akar, dan merangsang pembungaan (pertumbuhan generatif). Kekurangan fosfor juga akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan daun berwarna hijau tua. 

Postasium berguna agar pertumbuhan tanaman menjadi sehat. Kekurangan postasium akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil. 

Di samping elemen dasar (N, P dan K) atau yang disebut unsur hara makro (makronutrien), tanaman juga memerlukan mineral lain, seperti kalsium, magnesium, zat besi, dan lain-lain yang biasa disebut unsur hara mikro (mikronutrien) karena tanaman haya membutuhkan sedikit saja dibandiing N, P, dan K. Pupuk yang baik adalah pupuk yang selain berisi unsur hara makro juga mengandung unsur hara mikro. 

Berdasarkan bahan pembuatannya, secara umum  pupuk dibagi menjadi dua jenis, yaitu pupuk buatan/ sintetis dan pupuk organik.
  1. Pupuk buatan/sintetis, yaitu pupuk yang dibuat dari proses pengolahan bahan-bahan kimia.
  2. Pupuk organik, yaitu pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan (kompos), minyak ikan, dan lain-lain. Pupuk organik memiliki kelebihan daripada pupuk sintetis, yaitu lebih ramah lingkungan. Namun, pupuk ini juga memiliki kekurangan, yaitu agak berbau dan diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak karena kandungan unsur haranya rendah.
  3. Seperti penyiraman, kita pun harus memperhatikan cara melakukan pemupukan pada tanaman anggrek agar hasil pemupukan memberikan hasil yang baik bagi pertumbuhan tanaman anggrek, bukan justru menghambat pertumbuhannya. Berikut ini beberapa cara pemupukan yang harus diperhatikan.
  4. Untuk tanaman bibit diberikan pupuk dengan kandungan N yang tinggi (45-10-10), untuk tanaman remaja diberikan pupuk dengan kandungan N, P, K seimbang (20-20-20). Untuk tanaman usia berbunga bisa diselingi dengan pupuk berkadar P tinggi (10-40-15).
  5. Berikan pupuk dengan takaran yang lebih rendah dari aturan yang tertera pada kemasan. Lebih baik kurang daripada kebanyakan. Pemupukan yang berlebih tidak ada gunanya karena anggrek tidak dapat menyerap makanannya dengan cepat. Garam yang timbul (bentuknya seperti kerak berwarna putih) pada medium dan sekitar pot atau ujung daun yang berwarna hitam adalah tanda tanaman kelebihan pupuk. Akar pun akan menjadi hitam jika terkena garam tersebut dan bila terus menerus dapat menyebabkan tanaman mati.
  6. Lakukan pemupukan pada pagi hari (pukul 7-9 pagi) karena sinar matahari pagi membantu penyaluran nutrisi tersebut. Hindari pemupukan pada siang hari karena dapat membakar daun.
  7. Sebaiknya siram dahulu seluruh bagian tanaman termasuk daun-daunnya dengan air biasa sebelum disemprot pupuk.
  8. Semprotkan pupuk ke seluruh bagian tanaman, termasuk bagian bawah daun. Unsur hara yang masuk ke daun melalui stomata (mulut daun) akan lebih cepat diproses dibandingkan dengan yang masuk melalui akar.
  9. Sebulan sekali, rendam atau semprot secara terus menerus pot anggrek dengan air bersih selama beberapa menit untuk membersihkan dan membuang sisa garam yang mungkin timbul dari kelebihan pupuk di media tanam. Di samping itu, kegiatan ini juga berguna untuk membuang pula sisa media tanam yang hancur.
  10. Pupuk dapat dicampur dengan insektisida atau fungisida sesuai tekanan.
  11. Jangan memberi pupuk pada tanaman yang sakit.
f.    Sirkulasi (Perputaran) Udara
Anggrek tidak menyukai udara yang diam. Pada habitat aslinya, kebanyakan anggrek tumbuh pada pohon di mana angin selalu bertiup. Sirkulasi udara akan membantu tanaman anggrek untuk :
  • Mengatur suhu di dalam tanaman, karena tanaman sendiri tidak dapat mengaturnya.
  • Mengeringkan kelebihan uap air yang dapat bretumpuk pada tanaman
  • Mendistribusikan udara panas dan dingin secara merata untuk mencegah terbentuknya kantong udara yang membahayakan.
  • Mencegah timbulnya bakteri dan jamur yang dapat membuat busuk akar dan daun, serta
  • Mendinginkan daun ketika terkena panas matahari.
Selain itu, anggrek membutuhkan udara yang bersih dan segar. Polusi udara dapat merusak kehidupan anggrek.
Menggantung pot anggrek adalah salah satu cara termudah untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Di samping itu, cara ini berguna untuk membantu mengeringkan media lebih cepat setelah disiram dan membuat serangga seperti semut lebih susah untuk menyerangnya. Untuk membantu sirkulasi udara yang baik di dalam ruangan dapat digunakan kipas angin.

g.    Media Tanam
Ada beberapa persyaratan atau kriteria khusus untuk medium tanam anggrek. Persyaratan tersebut antara lain adalah :
  1. Tidak cepat rusak/lapuk karena bahan yang lapuk selain akan memadat juga akan menjadi asam.
  2. Tidak menjadi sumber penyakit
  3. Mempunyai aerasi yang baik
  4. Mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik
  5. Ringan
  6. Mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan, dan
  7. Harganya relatif murah.
Medium tanam dapat terdiri atas satu macam bahan atau campuran dari beberapa bahan. Berikut ini adalah beberapa bahan yang baik sebagai medium tanam untuk anggrek. 

-    Gabus
Gabus memiliki ciri tidak mudah rusak (busuk), ringan, tetapi tidak dapat menyerap air dengan baik. Gabus dapat digunakan dalam bentuk potongan yang dicampur dengan bahan lainnya atau dapat pula digunakan untuk anggrek yang ditempel. 

-    Arang
Arang memiliki ciri tidak mudah lapuk, ringan, dan tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri. Tetapi daya serap airnya dan unsur-unsur haranya kurang. Hal ini menyebabkan medium tanam harus sering disiram. 

-    Perlit
Perlit terbut dari bahan vulkanis, warnanya putih seperti batu karang. Medium ini memiliki daya mengikat air, aerasi, dan drainase yang baik serta dapat dicampur dengan bahan lainnya. Kelemahan dari media ini adalah tidak ada zat hara dan sulit didapat. 

-    Batu apung
Batu apung memiliki daya mengikat air, aerasi, dan drainase yang baik serta tahan lama. Media ini dapat dicampur dengan bahan lainnya, seperti potongan pakis, sabut kelapa, arang, dan lain-lain. 

-    Pakis
Pakis memiliki daya mengikat air, aerasi, dan drainase yang baik (cepat kering), tahan lama (tidak cepat lapuk), serta mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk petumbuhannya. Pakis papan baik digunakan untuk anggrek tempel. 

-    Sabut kelapa
Sabut kelapa memiliki kemampuan mengikat air dan mampu menyimpan unsur hara dengan baik. Namun, medium ini memiliki kekurangan karena cepat hancur dan lapuk. 

-    Kulit pohon pinus/cemara
Ciri-ciri medium tanam ini sama dengan pakis, tetapi agak sulit didapat. Biasanya digunakan untuk anggrek yang menyukai medium yang cepat kering, seperti Cattleya. 

-    Potongan sebut kelapa (coco husk chip)
Medium ini adalah sabut kelapa yang telah dibersihkan dikemudian dipres dan dipotong menjadi kepingan segi empat. Sebelum digunakan, media ini harus direndam terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa garam yang terdapat pada sabut. Daya menyimpan airnya sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan. 

-    Sphagnum moss (lumut)
Medium ini mempunyai daya mengikat air yang baik, serta mempunyai aerasi dan drainase yang baik pula. Kelemahannya, jika telah kering sekali, sulit untuk dibasahkan kembali dan agak mahal harganya. 

-    Batu bata dan pecahan genting
Pecahan batu bata banyak dipakai sebagai medium dasar pot anggrek karena dapat menyerap air dengan baik serta mempunyai kemampuan drainase dan aerasi yan baik, tetapi agak berat. 

-    Styrofoam
Potongan styrofoam dapat digunakan sebagai media dasar pot anggrek karena dapat meyerap air serta mempunyai drainase dan aerasi yang baik serta ringan. Kelemahannya, agak sulit didapat. 

Kriteria utama dalam memilih media tanam untuk anggrek adalah perpaduan antara kebiasaan dalam penyiraman setiap orang yang memelihara anggrek dan kebutuhan anggrek itu sendiri akan air. Jika terbiasa sering menyiram, maka jangan menggunakan media yang sangat baik mengika air, misalnya sphagnum moss untuk anggrek. Phalaenopsis karena akan menyebabkan akar menjadi busuk karena kebanyakan air. Jika media tanam rusak atau busuk (menjadi asam) segera lakukan penggantian media (repotting). 

Menentukan besar kecilnya media yang akan digunakan bergantung pada tebal tipisnya akar tanaman. Jika akarnya tebal, maka potongan yang besar akan sesuai, demikian sebaliknya, jika akarnya kecil maka media yang baik adalah yang potongannya sedang.

h.    Repotting
Jika kalian mendapati anggrek yang kalian tanam menjadi layu dan menguning, padahal dulu rajin berbunga, penyiraman dan pemupukan tidak pernal lupa, bebas hama penyakit, bahkan kondisi lingkungan sangat baik, coba perhatikan potnya. Tentu batang anggrek itu semakin besar. Jika demikian, berarti anggrek itu kegerahan karena potnya sudah kesempitan sehingga ia sudah tidka dapat tumbuh dengan baik. Anggrek itu menjadi mogok berbunga dan layu serta menguning yang jika didiamkan saja akan menyebabkan kematian.
Untuk dapat hidup dengan baik, setiap makhluk hidup membutuhkan ruang hidup yang lapang. Coba kalian bayangkan kalian berada dalam satu ruangan yang berisi banyak orang. Tentu akan terasa sesak, bukan? Sama halnya dengan tanaman. Akar atau rumpun yang terlalu padat dalam pot menyebabkan akar atau rumpun berebut air dan zat-zat hara dari media tanam sehingga pertumbuhannya pun menjadi terhambat. Untuk mencegah terjadinya hal ini, maka perlu dilakukan proses yang dinamakan repotting. Apakah repotting itu? 

Repotting adalah pergantian pot dan media tanamnya. Repotting dapat dilakukan setiap 2-3 tahun atau apabila :
  • Media tanam telah rusak/hancur/busuk atau menjadi asam yang akan menghambat pertumbuhan tanaman
  • Terdapat lapisan kerak berwarna putih (sisa pupuk) pada media yang dapat mematikan tanaman jika terkena akar-akarnya, atau
  • Tanaman dan/atau susunan akar telah tumbuh di luar pot.
  • Repotting dilakukan setelah masa berbunga selesai dan mulai tumbuh akar baru. Bagaimana cara melakukan repotting?
  • Siapkan anggrek yang akan di-repotting, pot pengganti yang lebih besarm dan media tanamnya. Sebelum dipakai, rendam dahulu media tanam dan pot yang akan digunakan pada larutan fungisida sesuai takaran selama beberapa menit untuk membunuh jamur. Sterilkan atau bersihkan pula alat potong yang akan digunakan.
  • Rendam media tanam pada larutan vitamin B1 (khusus untuk tanaman) selama beberapa waktu, kalau perlu semalaman agar meresap pada media tanam untuk mengurangi sters pada anggrek yang akan ditanam dan mempercepat pertumbuhan akar-akar barunya.
  • Keluarkan tanaman dari pot lama dengan hati-hati agar akar-akarnya tidak banyak yang rusak/putus. Untuk melepaskan akar-akar yang telah melekat kuat pada pot, rendah selurh pot dengan air biasa sampai akar-akar tersebut mulai lepas dari pot atau dapat dibantu dengan menggunakan pisau tipis (cutter atau silet) yang diselipkan di antara akar dan pot. Mungkin ada satu-dua akar yang tidak berhasil dilepas dengan utuh. Kesabaran adalah kunci utamanya.
  • Setelah dikeluarkan dari pot yang lama, buang semua sisa media tanam yang menempel pada akar. Potong akar-akar tanaman yang sudah mati/busuk (berwarna cokelat kehitaman) dengan alat potong yang steril. Untuk anggrek simpodial, rumpun dapat dipecah dan ditanam pada pot yang berbeda (minimal 3 pohon yang sudah dewasa untuk setiap rumpun).
  • Setelah ditanam pada pot baru, letakkan di tempat yang agak teduh dan lembap. Jangan disiram terlalu banyak, dan tambahkan vitamin B1 pada 3-4 penyiraman pertama atau sampai akar baru mulai tumbuh.
i.    Hama dan Penyakit
Jika tiba-tiba tanaman anggrek kita menjadi menguning dan layu, kemungkinan tanaman anggrek itu terserang hama atau penyakit tertentu. Anggrek seperti tanaman lainnya dapat diserang oleh hama dan penyakit. Hama disebabkan oleh hewan, seperti serangga, sedangkan penyakit disebabkan oleh mikroorganisme. Yaitu makhluk hidup yang tidak terlihat oleh kasat mata karena sangat kecil, seperti jamur, bakteri, dan virus. Hama dan penyakit dapat mengganggu pertumbuhan, bahkan pada serangan yang hebat dapat menyebabkan kematian pada tanaman. 

Ada banyak hama dan penyakit yang menyerang tanaman anggrek. Namun, sebelum dipikirkan pengendaliannya, kenali dulu jenis hama dan penyakit yang menyerang anggrek ini. 

1.    Hama
a)    Tungau Merah
Tungau berwarna merah berukuran sangat kecil, yaitu 0,2 mm sehingga sukar untuk dilihat dengan mata telanjang. Tungau dapat dijumpai pada daun, pelepah daun, dan bagian-bagian tersembunyi lainnya. Telur tungau berwarna merah, bulat, dan diletakkan membujur pada permukaan atas daun. Jenis-jenis anggrek yang dapat diserang hama ini adalah Phalaenopsis, Dendrobium, Orchidium, Vanda dan Granatopyhylium. 

Tungau sangat cepat berkembang biak dan dalam waktu singkat dapat menyebabkan kerusakan secara mendadak. Bagian tanaman yang diserang antara lain tangkai daun dan bunga. Tangkai yang diserang akan berwarna perunggu. Pada permukaan atas daun terdapat titik/bercak berwarna kuning, cokelat, kemudian meluas, dan seluruh daun menjadi kuning.

b)    Kumbang Gajah
Kumbang berwarna hitam kotor/tidak mengilap dengan ukuran 3,5-7 mm termasuk moncong. Kumbang bertelur pada daun atau lubang pada batang tanaman. Fase larva (ulat), pupa (kepompong) sampai dewasa (kumbang) berlangsung dalam pseudobulb. Larva yang baru menetas menggerek psedobulb, makan dan tinggal di dalam pseudobulb tersebut. Pupa terbungkus oleh sisa makanan dan terletakk di rongga bekas gerekan di dalam peseudobulb. 

Jenis anggrek yang diserang adalah anggrek epifit, antara lain Arachnis, Cattleya, Coelogyne, Cypredium, Dendrobium, Cymbidium, Paphiopedilum, Phalaenopsis, Renanthera, dan Vanda. 

Kerusakan terjadi karena larvanya menggerek daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang sehingga mengakibatkan aliran air dan unsur hara dari akar terputus serta daun-daun menjadi kuning dan layu. Kerusakan pada daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Larva juga menggerek batang umbi serta pucuk dan batang untuk membentuk kepompong, sedangkan kumbang dewasa memakan permukaan daun muda, tangkai bunga, dan pucuk/kuntum sehingga dapat mengakibatkan kematian bagian tanaman yang dirusak. Serangan kumbang gajah dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi paling banyak terjadi pada musim hujan, terutama pada awal musim hujan tiba.

c)    Kumbang Penggerek
Pertumbuhan larva dapat mencapai panjang 5 mm. Jenis anggrek yang diserang terutama adalah anggrek tanah, terutama jenis Calanthe dan Phaju. Berbeda dengan kumbang gajah, larva kumbang ini menggerek masuk ke jaringan akar/umbi, pucuk, dan tangkai bunga sehingga dinding gerekan menjadi hitam. Sedangkan kumbang dapat dijumpai di bagian tanaman di antara daun bawah. Serangga membuat sejumlah lubang, sering kali berbaris di daun dan juga tunas utama yang masih terlipat yang kemudian dapat patah dan mati. Pada tahap awal sering kalimerusak akar tanaman dan pada saat bunga masih kuncup. Serangan berat menyebabkan tanaman terlihat merana dan dapat mematikan tanaman anggrek secara keseluruhan.

d)    Kumbang Penggerek Akar
Telur berwarna hijau terang panjang 2,4 mm dan diletakkan di bawah akar. Larva berwarna kuning dan membentuk pupa dalam suatu kokon yang berserabut/berserat padat. Kumbang dapat hidup sampai 3 bulan dan hidup mencepai 50-60 hari. Pada siang hari kumbang ini bersembunyi dan pada malam hari memakan daun bagian atas dan meninggalkan potongan/bekas gerekan yang tidak beraturan di permukaan. 

Larva maupun kumbang ini dapat menyerang tanaman anggrek Renanthera, Vanda, Dendrobium, Oncidium, dan lebih khusus anggrek Phalaenopsis. 

Larva menggerek akar sehingga akar mengering dan dapat mengakibatkan keamtian. Larva juga menyerang bunga. Kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini akan sangat berat jika tidak segera dikendalikan.

e)    Kumbang Penggerek
Kumbang berwarna hijau kekuningan. Serangga dewasa memakan daun. Tubuhnya diselubungi busa yang berwarna hijau tua. Larvanya membuat lubang pada daun, akar, kuntum bunga, dan bunga. Larva yang semula berwarna abu-abu. Dengan meningkatnya umur, akan berubah menjadi kuning. Tubuh larva senantiasa tertutup oleh kotorannya sendiri. Telur diletakkan terpisah-pisah pada bunga. Telur berwarna kuning kehijauan dengan panjang 1,25 mm. Larva yang baru menetes membawa kulit telur di punggungnya. Daur hidup mencapai 30 hari. 

Kumbang ini menyerang Arachnis, Grammatophyllum, Vanda, Phalaenopsis, Calanthes, dan kadang-kadang menyerang Dendrobium.

f)    Kutu Perisai
Kutu perisai mempunyai perisai berwarna cokelat merah berukuran 1,5 mm, kutu dewasa berwarna gelap berbentuk bulat, pipih, melekat pada bagian tanaman terserang. Telurnya diletakkan di bawah perisai/tempurung sehingga tidak terlihat dari atas. Larva tidak bertungkai dan berbentuk bulat. Kutu dewasa betina tidak bersayap sedangkan yang jantan bersayap. Kutu ini tersebar luas dan terutama dijumpai pada tanaman anggrek Dendrobium, Renanthera, Vanda, dan jenis-jenis aggrek tanah. Tanaman yang terserang berwarna kuning merana, kadang-kadang daunnya berguguran.

g)    Kumbang Pengorok Daun
Kembang berukuran 6 mm, terdapat tanda hitam dan oranye. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun dan ditutupi kotoran. Hama ini menyerang jenis-jenis anggrek Phalaenopsis amabilis, Vanda tricolor, V Coerulea, Arundina sp., dan Aspathoglottis sp.
Larva menggorok bagian dalam daun dan meninggalkan laposan luarnya sehingga daun tampak transparan. Serangan berat terjadi pada musim hujan.

h)    Ulat Bunga
Ulat berbentuk pipih. Larva yang baru menetas dari telur masuk ke dalam pucuk sampai bunga. Pupa terjadi di daun dan umbi-umbian dalam lapisan anyaman dan pupa berbalut lapisan sutra. Ulat ini menyerang jenis-jenis anggrek Dendrobium, Phalaenopsis, Arundina, dan Phajus. Ulat memakan bunga atau pucuk anggrek. Setelah menetas dari telur segera masuk dan merusak ke dalam pucuk sampai ke bunga.

i)    Ulat Pemakan Daun
Ulat berwarna hijau pudar dengan garis gelap. Kerusakan paling banyak pada Dendrobium, Arachnis, Phalaenopsis, dan aneka anggrek liar. Larva memakan dan meninggalkan potongan-potongan daun yang putih dan transparan. Kerusakan disebabkan pada daun yang lebih tua. Pucuk-pucuk muda juga diserang. Pada populasi tinggi, larva menggerogoti daun, potongan oval dari daun yang tertinggal di atas dan digunakan untuk membentuk tempat pupa.

j)    Kayu Putih
Seluruh tubuh tertutup oleh lilin. Kutu berwarna cokelat kemerahan, panjang 2 mm, dan memproduksi embun madu sehingga menarik bagi semut untuk berkumpul. Kutu memperbanyak diri melalui atau tanpa perkawinan (partenogenisis). Perkembangan satu generasi memerlukan waktu selama 36 hari. 

Hama ini tersebar luas dan merupakan hama penting pada tanaman buah-buahan dan tanaman hias. Pada Dendrobium, kutu menyerang ujung akar, bagian daun sebelah bawah, dan batang. Bagian tanaman yang terserang akan berwarna kuning dan akhirnya mati karena hama ini mengisap cairan sel. Pada Phalaenopsis, kutu menyerang ketak daun sehingga menyebabkan tanaman mati.

k)    Siput Setengah Telanjang (Slug)
Siput ini tidak memiliki cangkang, berukuran panjang 5 cm, dan berwarna cokelat kekuningan atau coklat keabuan. Siput menyukai kelembapan. Telur diletakkan pada tempat-tempat yang lembap. Biasanya pada waktu siang hari siput bersembunyi di tempat yang teduh dan aktif mencari makan pada malam hari. Alat untuk makan berbentuk seperti lidah yang kasar sepeti perut yang disebut redula. Selain menyerang anggrek, siput juga menyerang banyak tanaman perkebunan dan sayuran, seperti kol, sawi, tomat, kentang, tembakau, dan ubi jalar. 

Siput memakan daun dan membuat lubang-lubang tidak beraturan. Sering kali ditandai dengan adanya bekas lendir sedikit mengilap dan kotoran. Akar dan tunas anakan juga diserang. Sering kali merusak pesemaian atau tanaman yang baru saja tumbuh. Siput juga makan bahan organik yang telah membusuk atau tanaman yang masih hidup.

l)    Siput Telanjang
Bentuk siput seperti lintah, berwarna cokelat keabuan, pada punggungnya terdapat bercak-bercak, cokelat tua yang tidak teratur dan ada sepasang garis memanang, serta panjang tubuh sekitar 5 cm. Selain menyerang anggrek, juga merusak pesamaian sayuran seperti kol, sawi, tomat, dan tembakau. Siput menyerang tanaman pada waktu malam hari. Bagian tanaman yang diserang adalah daun dan pucuk-pucuknya.

m)    Bekicot
Bekicot mempunyai cangkang (rumah), dengan ukuran panjang sekitar 10-13 cm. Pada waktu siang hari, bekicot sering beristirahat. Pada waktu malam hari bekicot mencari makanan. Bila diganggu mereka akan menarik kepalanya ke dalam rumahnya. Pada waktu musim kemarau yang panjang dan udara panas, dengan suatu lapisan membran yang tebal hingga ia dapat bertahan hidup selama musim kemarau. Bila musim hujan tiba, dalam beberapa jam mereka dapat segera mengakhiri masa istirahatnya dan mulai mencari makanan. Bekicot yang baru saja menetas bisa tahan tidak akan selama 1 bulan. Bekicot yang besar bisa tahan terendam air tawar selama 12 jam, tetapi kalau air mengandung garam, bekicot akan mati dengan pelan-pelan. 

Bekicot banyak merusak seluruh bagian tanaman dengan memakan daun dan bagian tanaman lain. Selain itu, bekicot juga makan tanaman yang telah mati.

n)    Tungau Jingga Anggrek
Tungau berukuran 0,3 mm, hidup berkoloni pada daun-daun yang mati. Anggrek Dendrobium sangat peka terhadap serangan tungau jinga. Serangan hama ini mengakibatkan daun dan jaringan batang berubah warna.

o)    Thrips Anggrek
Hama ini sangat kecil, dan berwarna abu-abu, ada juga yang berwarna kecokelatan. Panjangnya kira-kira 1-1 ½ mm. Thrips mempunyai tiga pasang kaki dan berbadan ramping. Thrips mengakibatkan kerusakan serius pada pembibitan anggrek Arachnis, Cattleya, Dendrobium, Renanthera, dan Vanda.
Serangan hama ini mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat, bunga berguguran, daun berubah bentuk dan berwarna keperakan. Pada musim kemarau, serangan thrips dapat mengakibatkan penurunan produksi bunga.

p)    Kepik Anggrek
Kepik berwarna merah kehitaman. Kepik biasanya hidup berkelompok, jika diganngu makak akan melarikan diri dengan cepat. Kepik dapat ditemukan pada anggrek Phalaenopsis, Bulbophyllum, Renanthera, dan Vanda. 

Serangan kepik menimbulkan gejala bintik-bintik kuning pada permukaan atas dan bawah daun anggrek. Kadang-kadang titik-titik tersebut sangat rapat sehingga merupakan bercak putih. Tanaman yang terserang lama-lama menjadi gundul.

q)    Kutu Daun Anggrek
Kutu daun ini berwarna cokelat gelap sampai hitam. Kutu ini menyerang tanaman anggrek Dendrobium, Renanthera, Vanda, dan jenis-jenis anggrek tanah. Kutu daun menempel pada daun dan menyebabkan daun yang terserang berubah menjadi kuning, kemudian cokelat, akhirnya mati.

r)    Kutu Tempurung
Serangga dewasa berwarna merah cokelat gelap berukuran panjang 1,5 mm. Telur diletakkan di dalam perisai di bawah badannya. Aktivitas puncak terjadi pada musim kering. Serangga ini menyerang anggrek Renanthera dan Vanda. 

Serangga ini mengisap cairan daun di bagian permukaan bawah sehingga meninggalkan bercak-bercak dan menyebabkan daun berwarna kuning kecokelatan. Kutu mengisap cairan daun. Jika terjadi serangan berat, maka seluruh daun menjadi kering dan kemudian rontok.

s)    Siput Kecil
Cangkang siput ini panjangnya 11 mm dan berwarna kuning terang. Siput ini tinggal pada tanaman anggrek di antara media tumbuh dalam pot dan menyerang bagian akar. Malam hari siput naik ke permukaan pot dan menyerang bagian daun. Serangan berat terjadi pada musim hujan.

2.    Penyakit
a.    Busuk Hitam
Penyakit ini disebabkan oleh jamur dan terutama dijumpai pada anggrek Cattleya, Phalaenopsis, Dendrobium, Epidendrum, dan Oncidium. Infeksinya tampak dengan adanya noda-noda hitam yang menjalar dari bagian tengah tanaman hingga ke daun. Dalam waktu relatif singkat, seluruh daun sudah berjatuhan. Jamur ini menyerang pucuk tanaman dan titik tumbuh. Bagian pangkal pucuk daun terlihat basah dan bila ditarik mudah terlepas. Bila menyerang titik tumbuh, pertumbuhan akan terhenti. Penyebaran penyakit ini sangat cepat bila keadaan lingkungan lembap.

b.    Antraknosa
Antraknosa disebabkan oleh jamur. Penyakit ini dijumpai pada anggrek jenis Dendrobium, Arachnis, Ascocendo, Phalaenopsis, Vanda, dan Oncidium. 

Pada daun atau umbi semu mula-mula timbul bercak bulat, mengendap, berwarna kuning, atau hijau muda. Akhirnya bercak menjadi cokelat dan mempunyai bintik-bintik hitam. Pada umumnya, bintik-bintik ini teratur pada lingkaran-lingkaran yang terpusat. Dalam keadaan yang lembap, tubuh buah mengeluarkan masa spora yang berwarna merah jambu atau jingga. Daun yang terserang akan gugur akhirnya umbi akan gundul. Pada bunga, penyakit menyebabkan terjadinya bercak-bercak cokelat kecil yang dapat membesar dan bersatu sehingga dapat meliputi seluruh bunga. 

Jamur adalah parasit lemah, yang hanya dapat menyerang tanaman yang keadaannya lemah, terutama luka-luka, termasuk luka karena terbakar matahari. Terjadinya penyakit juga dibantu oleh pemberian pupuk nitrogen yang terlalu banyak.

c.    Layu Sklerotium
Layu Sklerotium adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur. Selain menyerang anggrek, penyakit ini diketahui menyerang pada tanaman pertanian lainnya. Pada anggrek terutama menyerang jenis-jenis terestrial, seperti Vanda, Arachnis, dan sebagainya. 

Tanaman yang terserang menguning dan layu. Infeksi terjadi pada bagian-bagian yang dekat dengan tanah dan membusuk. Jamur penyebab Sklerotium berkembang dalam cuaca yang lembap. Jamur ini dapat menginfeksi tanaman anggrek melalui jika ataupun tidak, bila melalui lalu infeksi akan berlangsung lebih cepat.

d.    Layu Fusarium
Penyakit layu Fusarium disebabkan oleh jamur dan dapat dijumpai pada anggrek jenis Cattleya, Dendrobium, dan Oncididum sp. Jamur Fusarium menginfeksi tanaman melalui akar atau masak melalui luka pada aar yang baru saja dipotong, menyebabkan batang dan daun berkerut. Bagian atas tanah tampak merana seperti kekurangan air, menguning, dengan daun-daun yang keriput, umbi semu menjadi kurus, kadang-kadang agak terpilin. Perakaran busuk, pembusukan pada akar dapat meluas ke atas, sampai ke pangkal batang.

e.    Bercak Daun Cercospora
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora. Cuaca yang panas dan basah membantu perkembangan penyakit. Penyakit dapat timbul pada tanaman muda, meskipun cenderung lebih banyak pada tanaman tua. 

Semua jenis anggrek dapat terserang oleh penyakit ini, terutama yang ditanam di tempat terbuka. Penyakit timbul hanya apabila keadaan lingkungan lembap. Mula-mula pada sisi bawah daun yang masih muda timbul bercak kecil berwarna cokelat. Bercak-bercak dapat berkembang melebar dan memanjang, dan dapat bersatu membentuk bercak yang besar pada pusat bercak yang berwarna cokelat keputihan. Pusat bercak akhirnya mengering dan dapat menjadi berlubang. Gejala ini lebih banyak terdapat pada daun-daun tua.

f.    Bercak cokelat Ralstonia
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang muncul di permukaan jaringan tanaman sakit. penyakit ini berkembang pada kondisi lingkungan yang basah dan suhu yang tinggi. Penyakit dapat menular melalui alat-alat pertanian, air, media tumbuh, dan benih yang terinfeksi. Penyakit terutama menyerang Phalaenopsis dan Cattleya. 

Pada Phalaenopsis, bagian tanaman yang terserang yaitu daun dan titik tumbuh. Penyakit sangat cepat menjalar, dan pada daun yang terserang terjadi bercak lunak, kebasah-basahan, dan berwarna kecokelatan atau hitam. Penyakit meluas dengan cepat. Jika penyakit mencapai titik tumbuh, tanaman akan mati. Bagian yang sakit mengeluarkan lendir yang dapat menularkan penyakit ke tanaman lain, melalui penyiraman. Pada daun Cattleya, penyakit tampak sebagai bercak-bercak mengendap, hitam, dan kebasah-basahan. Pada umumnya penyakit hanya terbatas pada satu atau dua daun, dan tidak mematikan tanaman.

g.    Busuk Lunak Erwinia
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia. Bakteri ini mudah terbawa oleh serangga air, media tumbuh, dan sisa tanaman yang terinfeksi, serta alat-alat pertanian. Suhu optimal untuk perkembangan bakteri adalah 270 C. Pada kondisi suh rendah dan kelembapan rendah, bakteri terhambat pertumbuhannya. Penyakit ini dapat menyerang semua jenis anggrek bahkan tanaman lain yang lunak jaringannya. 

Penyakit ini menyerang tanaman anakan. Daun-daun anakan terlihat berair dan warna daun berubah kecokleatan. Pada pseudobulb atau bagian lunak lainnya terjadi pembusukan disertai bau yang tidak enak. Bakteri ini menimbulkan pembusukan pada jaringan yang lunak dan pada jaringan yang bekas digigit serangga.

h.    Rebat Bibit Pythium
Penyakit ini dijumpai pada tanaman muda pada anggrek jenis Cymbium, Dendrobium, Oncidium, dan sebagainya. Pada tanaman muda ditandai dengan gejala tanaman mati dan roboh. Bagian pangkal tanaman membusuk sehingga tidak kuat berdiri tegak. Penyakit berkembang ke atas ke bagian-bagian lunak lainnya.

i.    Bercak Daun Pesalotia
Penyakit ini dijumpai pada anggrek jenis Vanda, Arachnis, Dendrobium, dan  Oncidium, dan sebagainy. Pada daun-daun dijumpai bercak dengan titik-titik hitam di bagian tengahnya. Mula-mula bercak berwarna kuning agak cokelat. Penyakit ini memencar apabila ada perubahan yang mendadak dari keadaan basah kemudian kering dan disertai angin.

j.    Bercak Botrydiplodia
Penyakit ini dijumpai pada anggrek jenis Vanda dan Arachnis. Pada anggrek Vanda, penyakit ditandai dengan bercamemanjang berwarna cokelat sampai hitam. Gejala terjadi baik di daun maupun batangnya. Bercak tidak terbatas pada bagian-bagian yang tua saja tetapi yang muda pun terserang.

k.    Berca Bunga Botrytis
Penyakit ini terutama menyerang bunga pada nggrek jenis Phalaenopsis dan Cattleya. Pada mahkota bunga mula-mula terdapat bintik-bintik hitam. Bila penyakit telah berkembang lebih lanjut dengan bintik yang sangat banyak, bunga akan busuk dan menghitam. Penyakit ini berkembang bila kelembapan sangat tinggi. Pemencaran penyakit dilakukan dengan spora yang sangt mudah diterbangkan angin.

l.    Karat Uredo
Penyakit karat dijumpai pada Oncidium dan jenis-jenis lainnya. Pada permukaandaun terdapat pustule berwarna kuning. Setiap pustule dikelilingi oleh jaringan daun berwarna hijau. Serangan yang hebat menyebabkan daun mongering. Spora jamur ini mudah melekat pada kaki serangga na oleh tiupan angin. Kondisi lingkungan yang lembap membantu perkembangan penyakit.

m.    Virus Mosaik
Virus mosaik menyerang Aranthera, Calanthe, Cattleya, Cymbidium, Gromatophyllum, Phalaenopsis, Oncidium, dan Vanda. Pada Cymbidium, gejala mosaik akan tampak lebih jelas pada daun-daun muda berupa garis-garis memanjang searah serat daun. Bunga pada tanaman Cattleya yang terinfeksi biasanya memperlihatkan gejala bercak-bercak cokelat. Bunga biasanya berukuran lebih kecil dan mudah rontok dibandingkan dengan bunga tanaman sehat. Virus ini menular secara mekanik melalui biji ataupun serangga vektor.

3.    Pengendalian Hama dan Penyakit pada Anggrek
Hama dan penyakit menyerang tanaman anggrek dapat dikendalikan dengan cara fisik, mekanis, kimiawi, maupun hayati.

a.    Fisik
Media tumbuh disucihamakan dengan uap air panas agar tanaman bebas dari hama dan penyakit yang dapat ditularkan melalui media tumbuh. Untuk menghindari penularan virus, usaha dapat ditularkan melalui strelasasi alat-alat potong. Setelah dicuci bersih, alat-alat potong dipanaskan dalam oven shu 1490C selama 1 jam.

b.    Mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan bila sernagga ama dijumpai dalam jumlah terbatas. Misalnya pada pagi dan sore hari, kumbang gajah dapat dijepit dengan jari tangan dan dimatikan. Demikian pula kutu tempurung pada daun anggrek dapt dirorong dengan kuku, tetapi harus dilakukan secara hati-hati lalu dimatikan. Keong besar atau yang dengan mudah dapat ditangkap pada malam tidak mempunyai kesempatan untuk bersarang dan bersembunyi. Pengendalian secara mekanis juga dilakukan pada bagian tanaman yang menunjukkan gejala serangan penyakit. Virus tidak dapat diobataia adalah mesmusnahkan bagian tanaman yang terserang. Virus tidak dapat diobati, dan dapat menyebar ke tanaman lainnya. Jika tanaman terkena virus, jalan terbaik adalah memusnahkannya dengan cara membakar.

c.    Kimiawi
Untuk pengendalian hama dan penyakit anggrek, dapat dipilh jenis pestisida yang tepat sesuai dengan organisme pengganggu tumbuhan yang akan dikendalikan. kadar dan dosis penggunaan biasanya dicantumkan pada tiap kemasan. Sebagai pencegahan, pot atau adah lainnya, alat-alat seperti pisau dan gunting stek, sebaiknya setiap kali memakai alat-alat tersebut, disucihamakan dengan formalin 2% atau disenfektan lainnya.

d.    Hayati
Untuk pengendalian hama dan penyakit anggrek, dapat dipilih jenis pestisida yang tepat sesuai dengan organism pengganggu tumbuhan yang akan dikendalikan.
Untuk mencegah agar serangan hama dan penyakit tidak terjadi, dapat dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :
  1. Jaga kebersihan tanaman dan lingkungannya. Tanaman yang bersih akan mencegah timbulnya mikroorganise.
  2. Bersihkan umbi akar, buang semua pelepah daun dan akar yang berwarna cokelat sebelum ditanam. Sela-sela pelepah daun dan batang dapat berpotensi sebagai sarang hama.
  3. Rendam tanaman dengan desinfektan dan tanam pada media yang bersih.
  4. Bersihkan semua peralatan kebun sebelum dan sesudah dipakai.
  5. Mengendalikan kelembapan. Udara yang lembap diperlukan untuk pembentukan, pembiakan, dan penyeban jamur. 
Dengan mengendalikan kelembapan, maka akan menurunkan pertumbuhan jamur. Pengendalian kelembapan yang disarankan adalah sebagai berikut :
  1. Tanaman dan bibit tanaman ditanam pada pot dengan bahan yang padat seperti plastik.
  2. Tingatan sirkulasi udara pada area tanam. Buang tanaman yang mati dan daun tua untuk mencegah area yang lembap.
  3. Buat area tanam agak menurun ntuk membentuk system pengairan yang baik dan mencegah timbulnya genangan air.
  4. Lakukan penyemprotan pestisida secara berkala. Pada musim kemarau perhatian lebih tertuju kepada serangan hama dan lakukan penyemporotan insektisida lebih sering jika diperlukan. Di musim hujan, perhatian lebih ditujukan pada bkteri dan jamur dan dapat dilakukan penyemprotan fungisida lebih sering.
  5. Pengendalian hewan pembawa penyakit, seperti semut, keong/siput, hewan pengerat (tikus) dapat membawa jamur sebagai bibit penyakit. Untuk itu, populasi dari hama ini harus dijaga seminim mungkin.
  6. Karantina tanaman baru. Jika mendapat tanaman baru, jangan langsung digabung lokasinya dengan tanaman yang sudah ada. Pisahkan (karantina) anggrek tersebut pada tempat yang terpisah beberapa minggu sampai yakin tanaman baru tersebut sehat. 
Artikel Berikutnya :
Facebook Twitter Google+
Back To Top