Tips Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami

Kamis, 17 September 2015

Definisi Pernapasan, Fungsi Pernafasan dan Proses Terjadinya Pernafasan

Definisi Pernapasan

Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara O2 ditarik dari udara masuk kedalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmosis seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kepiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra) ke aorta ke seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan sel-sel) disini terjadi oksidasi (pertukaran) sebagai ampas (sisanya dari) dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan/ atrium dekstra) ke otak kanan (ventrikel dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonaris ke jaringan-jaringan paru-paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dan alveoli. Proses pengeluaran sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenetalis dan kulit.

Fungsi Pernafasan

a. Mengambil O2 (oksigen) yang kemudian di bawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.

b. Mengeluarkan CO2 (karbondioksida) yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh).

c. Menghangatkan dan melembabkan udara.
Setelah udara luar di proses didalam hidung masih memerlukan epiglotis yang berguna untuk menutup laring, sewaktu menelan, sehingga makanan tidak masuk ke trakea, sedangkan waktu bernafas epiglotis terbuka begitu seterusnya. Jika makanan masuk kedalam laring maka kita mendapat serangan batuk untuk mencoba mengeluarkan makanan tersebut dari laring dan dibantu oleh adanya bulu-bulu getar yaitu gunanya untuk menyaring debu-debu, kotoran-kotoran, dan benda-benda asing.

Ada benda asing/ kotoran tersebut memberikan rangsangan kepada selaput lendir dan bulu-bulu getar sehingga terjadi bersin-bersin, kadang-kadang terjadi batuk-batuk, benda asing/ kotoran tersebut bisa dikeluarkan melalui hidung dan mulut. Dengan kejadian tersebut diatas udara yang masuk kedalam alat-alat pernafasan benar-benar bersih.

Tapi kalau kita bernafas melalui mulut, udara yang masuk kedalam paru-paru tidak dapat disaring, dilembabkan/dihangatkan, ini bisa mengakibatkan gangguan terhadap tubuh, dan sel-sel bersilia (bulu-bulu getar) dapat rusak apabila adanya gas beracun dan dalam keadaan dehidrasi.

Namun dalam keadaan tertentu diharapkan kita bernapas melalui mulut, misalnya pada operasi hidung, pengangkatan polip, karena setelah operasi pada kedua hidung diisi tampon sehingga bernapas melalui mulut tidak merugikan. (Evelyn, Pearce. 2000)

Proses Terjadinya Pernafasan

Menurut Syaifuddin (1997), Pernapasan terdiri dari dua (2) proses yaitu Inspirasi (Menarik nafas) dan Ekspirasi (Menghembuskan nafas). Bernafas berarti melakukan inspirasi dan ekpirasi secara bergantian, teratur, berirama dan terus-menerus. Bernafas merupakan gerak reflek yang terjadi pada otot-otot pernafasan.

Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus frenikus lain mengkerut datar. Muskulus Interkostalis yang letaknya miring, setelah dapat rangsangan kemudian mengkerut dan tulang iga (costa) dan vertebra semakin luas dan melebar menjadi datar. Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada) Rongga dada membesar maka pleura akan berbalik, dengan demikian akan menarik paru-paru maka tekanan didalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar. (Syaifuddin, 1997)

Ekpirasi, pada suatu saat otot akan kendor lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus inlerkostalis) dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didalam keluar. Jadi proses respirasi atau pernafasan ini terjadi karena adanya tekanan antar rongga pleura dan paru-paru.

Reflek bernafas ini diatur oleh pusat pernafasan yang terletak didalam sumsum penyambung (medulla oblongata). Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat, atau mempercepat nafasnya ini berarti reflek bernafas ini juga dibawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernafasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah. (Syafuddin, 1997).
Facebook Twitter Google+
Back To Top