Tuberculosis adalah penyakit langsung yang mengenai parenkim paru yang
disebabkan oleh basil mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman
tuberculosis mengenai paru tapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya
(Brunner & Suddarth, 2001).
TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia,
berdasarkan laporan tahun 1997 Indonesia menduduki tempat ketiga sebagai
penyumbang kasus tuberculosis enam belas negara di dunia. Berdasarkan hasil
survey kesehatan rumah tangga tahun 1995. Penyakit TB paru merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran
pernafasan pada semua kelompok usia dan nomor satu dari golongan penyakit
infeksi.
Tanda dan gejala tuberculosis dapat bermacam-macam antara lain (ilmu penyakit dalam jilid III, hal.718).
1. Demam
Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-410C, keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.
2. Batuk
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk darah haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat. Kebanyakan batuk darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.
1. Demam
Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-410C, keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.
2. Batuk
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk darah haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat. Kebanyakan batuk darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.
3. Sesak nafas
Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru.
4. Nyeri dada
Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada pleura, sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan jarang ditemukan.
5. Malaise
Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin berat dan hilang timbul secara tidak teratur.
Klasifikasi diagnosis TB adalah
1. TB paru
- BTA (bakteri tahan asam) mikroskopis langsung (+) atau biakan (-), kelainan foto toraks menyokong TB paru dengan gejala klinis sesuai TB paru.
- BTA (bakteri tahan asam) mikroskopis langsung atau biakan (-) tetapi kelainan rontgen atau klinis sesuai dengan TB paru dengan memberikan perbaikan pada pengobatan awal inti TB paru (initial therapy) pasien golongan ini memerlukan pengobatan yang adekuat.
Diagnosa pada tahap ini bersifat sementara sampai hasil pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) didapat (paling lambat 3 bulan). Pasien dengan BTA mikroskopis langsung (-) atau belum ada hasil pemeriksaan atau pemeriksaan belum lengkap, tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai TB paru. Pengobatan dengan inti TBC sudah dapat dimulai.
3. Bekas TB paru (tidak sakit)
Ada riwayat TB paru pada pasien di masa lalu dengan atau tanpa pengobatan atau gambaran rontgen normal / abnormal tetapi stabil pada foto serial dan sputum GBTA (+) kelompok ini tidak perlu diobati.
C. Komplikasi
Penderita TB paru antara lain:
- Pendarahan dari saluran pernafasan bagian bawah yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
- Penyebaran infeksi ke organ lain
- Misalnya : otak, jantung persendian, ginjal aslinya.