Tujuan Asuhan Antenatal dan Manajemen Asuhan Antenatal - Asuhan
Antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas,
persiapan memberikan ASI, serta pemulihan kesehatan reproduksi wanita secara
wajar.
Tujuan Asuhan Antenatal
Secara garis besar ada dua tujuan dalam pemberian asuhan antenatal, tujuan tersebut dikelompokkan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
a) Tujuan Umum
Secara garis besar ada dua tujuan dalam pemberian asuhan antenatal, tujuan tersebut dikelompokkan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
a) Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin (maternal and fetal well being) sesuai dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat berjalan secara normal dan bayi dapat lahir dengan sehat.
b) Tujuan Khusus
- Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi.
- Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin
- Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan.
- Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalammenghadapi komplikasi.
- Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI ekslusif (Yulifah dkk, 2011; h.60-61).
Manajemen Asuhan Antenatal
a. Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Dari literatur Rukiyah dkk (2009), untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
a. Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Dari literatur Rukiyah dkk (2009), untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
- Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan nifas, biopsikososial, pengetahuan klien.
- Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda vital.
- Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
- Pemeriksaan penunjang (laboratorium serta catatan terbaru dan sebelumnya)
b. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa dang ditegakan bidan dalam lingkungan praktek bidan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Sebagai contoh rumusan diagnose adalah : G1P0A0 Hamil 10 minggu, dengan dasar tes kahamilan (+) positif, hamil ke satu, HPHT. Dari diagnosa tersebut maka dapat ditentukan masalah yang dialami klien serta dapat menetapkan kebutuhan klien.
Masalah adalah yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian data yang menyertai diagnosa, sedangkan kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnose dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa dang ditegakan bidan dalam lingkungan praktek bidan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Sebagai contoh rumusan diagnose adalah : G1P0A0 Hamil 10 minggu, dengan dasar tes kahamilan (+) positif, hamil ke satu, HPHT. Dari diagnosa tersebut maka dapat ditentukan masalah yang dialami klien serta dapat menetapkan kebutuhan klien.
Masalah adalah yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian data yang menyertai diagnosa, sedangkan kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnose dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.
c. Mengidentifikasi diagnosa atau potensial masalah
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
e. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau antisipasi.
Pada langkah ini informasi data yang telah lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap yang dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
f. Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisiensi dan aman
Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah sebelumnya dilakukan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini byasanya dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
g. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan atau bantuan apakah benar-benar efektif dalam pelaksaannya.